Prof Dr Badaruddin: BNPB Diharap Tetapkan Sinabung Sebagai Bencana Nasional

Prof Dr Badaruddin: BNPB Diharap Tetapkan Sinabung Sebagai Bencana Nasional

MakEmak.comProf Dr Badaruddin: BNPB Diharap Tetapkan Sinabung Sebagai Bencana Nasional. Erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang telah berlangsung cukup lama hendaknya ditanggapi secara serius. Seharusnya pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diharapkan dapat menetapkan kejadian ini sebagai bencana nasional.

Prof Dr Badaruddin, seorang kata Sosiolog Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan mengatakan “Peristiwa erupsi tersebut sudah cukup lama dan hampir satu tahun, terus berkepanjangan hingga saat ini dan membuat ribuan pengungsi warga Karo semakin menderita di lokasi penampungan,”

Menurutnya, bencana erupsi gunung Sinabung di Pulau Sumatera itu, sudah cukup lama berlangsung , jika dibandingkan dengan erupsi gunung lain yang pernah terjadi di Indonesia. Demikian dilansir laman AntaraNews, Jumat (17/11/2014).

Selain masalah lamanya erupsi, sampai saat ini gunung Sinabung masih mengeluarkan guguran awan panas, serta semburan abu vulkanik dengan intensitas yang cukup tinggi.

“Abu vulkanik yang cukup luas dimuntahkan gunung Sinabung sangat berbahaya dan dapat menimbulkan terjadinya korban jiwa bagi penduduk,” imbuh Prof Dr Badaruddin.

Dia juga memaparkan, akibat erupsi gunung Sinabung itu, sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 kepala keluarga (KK) korban Sinabung masih di tampung di 16 lokasi pegungsian.

Tak hanya tempat tinggal, ribuan hektare tanaman milik warga Karo berupa sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami kerusakan akibat tertutup debu vulkanik.

Pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU ini menambahkan “Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang terkena abu vulkanik, terpaksa diliburkan, karena mengganggu kesehatan siswanya dan juga tidak konsentrasi menerima pelajaran dari guru,”

Maka Dia berpendapat bahwa, dengan ditetapkannya erupsi gunung Sinabung menjadi bencana nasional, maka tanggung jawab daerah tersebut kewenangan Pemerintah Pusat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo hanya mengadakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat mengenai logistik dan juga melaporkan perkembangan gunung Sinabung.

“Selama ini pemerintah setempat juga pusing memikirkan puluhan ton beras setiap bulannya yang harus disediakan untuk makan ribuan pengungsi tersebut, dan dari mana dana itu dicari,” ujarnya Badaruddin.

Menurut informasi sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo Purwo Nugro menyebutkan, pada 10 Oktober terjadi 10 kali gempa hybrid, gempa vulkanik, tremor yang terus menerus dan 38 kali guguran awan panas.

“Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Pengamatan PVMBG Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi sehingga perlu diwaspadai,” terang Sutopo

Gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran dan gempa vulkanik itu terjadi Jumat pukul 00.06 WIB.

Pada pukul 08,59 WIB terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah selatan dengan tinggi kolom abu awan panas 2.000 meter.

Sutopo menambahkan saat ini masih berstatus Sinabung Siaga (level III). Adapun lama erups mencapai 250 detik. “Kalau dhitung sejak Kamis (9/10) hingga Jumat telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas,”

Baca juga: